1. Titik Awal – Penculikan
- A, seorang agen polisi, tiba-tiba hidupnya hancur ketika anak gadisnya (10 tahun) diculik geng kriminal pimpinan R.
- R tidak menuntut tebusan, melainkan memaksa A jadi mata-mata di tubuh kepolisian.
- A dilema: kalau menolak, anaknya mati; kalau setuju, dia mengkhianati institusi dan menghancurkan semua yang pernah ia bela.
2. Dua Bulan Pengkhianatan
- A tunduk. Ia bocorkan rencana operasi besar-besaran kepolisian terhadap kerajaan kriminal R.
- Operasi gagal total, banyak korban jiwa.
- A makin tenggelam dalam rasa bersalah, tapi masih bertahan karena keyakinan anaknya masih hidup.
- Hingga suatu saat, ia menemukan kenyataan pahit: anaknya sudah diperkosa & dibunuh sejak awal, R hanya memberi ilusi agar A tetap patuh.
3. Putus Asa & Tugas Terakhir
- Dunia A runtuh. Tidak ada lagi yang ia perjuangkan.
- Saat ia nyaris menyerah, R memberi misi terakhir: jebak Polisi K, seorang lawan lama yang dulu menggagalkan operasi besar R.
- R ingin balas dendam pribadi.
4. Pertemuan dengan K
- Alih-alih mengikuti perintah, A mencari K dan mengaku semuanya: tentang anaknya, pengkhianatan, sampai operasi yang gagal.
- Ia minta K menghentikan R dengan cara apapun, meski itu berarti dirinya akan hancur.
5. Terungkapnya Watak K
- K selama ini dikenal sebagai polisi “by the book”, lurus, disiplin, dan tidak pernah melanggar aturan.
Tapi A melihat sisi lain: K bukan patuh karena idealis, melainkan karena dia tidak bisa hidup di luar aturan.
Ia tidak tahu cara bersosialisasi, berempati, atau mengambil keputusan abu-abu.- Aturan adalah satu-satunya dunia yang ia mengerti.
- Saat aturan membolehkan kekerasan → K jadi brutal, dingin, tanpa ampun.
6. Kehancuran R
- Dengan informasi A, K memimpin operasi balasan.
Tidak sekadar penangkapan, tapi penghancuran sistematis:
Jaringan R diputus, aliran dana disita, anak buah ditangkap lalu diinterogasi dengan metode yang membuat mereka kehilangan kewarasan.- R dipaksa menyaksikan organisasinya runtuh dari dalam, seperti binatang yang dicabik pelan-pelan.
Pada akhirnya, R masih hidup. Tapi hidupnya lebih menyakitkan dari mati.
Kuasanya hilang.- Anak buahnya tercerai-berai, banyak yang memilih bunuh diri.
- Namanya jadi bahan ejekan di dunia kriminal.
- R benar-benar “hidup sebagai mayat berjalan”.
7. Epilog
- A menyerahkan diri ke pihak kepolisian, sadar ia tak bisa menghapus dosa pengkhianatannya.
- Ia tidak minta maaf, hanya satu permintaan: jangan ada anak lain yang bernasib seperti putrinya.
- K tetap berdiri tegak, masih dengan wajah kaku dan tatapan kosong.
- Bagi dunia, ia adalah simbol polisi disiplin.
- Tapi A tahu: K hanyalah monster lain, yang kebetulan berada di sisi hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar